Bagi kebanyakan astronom amatir baik yang sudah master maupun yang masih kroco
seperti saya, memiliki sebuah teleskop yang canggih sekelas teleskop MEADE seri
LX 200 Schmidt-Cassegrain merupakan hal yang sangat didambakan. Namun boro-boro
memilikinya, megang aja belum pernah tuh barangnya. Katanya sih mampu melihat
obyek langit dengan pembesaran 850 kali, ini wajar karena panjang fokus teleskop
ini mencapai 3 meter, belum teknologi go-to yang mampu menjejak objek langit
sampai 150.000 lokasi obyek secara otomatis karena dipandu oleh program
komputernya lewat 'hand controler'. Konon teleskop ini juga memiliki teknologi
yang canggih yang disebut GPS (Global Positioning System) yang terhubung
langsung dengan satelit sehingga bisa langsung mengetahui posisi pengamatan
waktu itu. Teleskop ini juga bisa dihubungkan dengan CCD, kamera maupun video
camera.
Kalau saya punya teleskop seperti ini mungkin setiap malam tidak pernah tidur,
karena asyik ngintip langit... kecuali saat hujan atau mendung. Tidak hanya itu,
teleskop ini juga memiliki keunggulan yang lain yaitu harganya sangat tidak
cocok untuk kantong kita (katanya sih yang paling murah 25 juta dan paling gede
diatas 100 juta wow..).
Tapi jangan khawatir, bagi yang kantongnya tipis kita bisa mencoba membuat
teleskop sendiri walau hanya sebuah refraktor, dengan bahan-bahan yang relatif
murah di sekitar kita diantaranya:
- lensa bekas fotokopi / lup / lensa cembung (biasanya memiliki fokus 25-60 cm)
- lensa obyektif mikroskop m=10x sd 20x
- lensa okuler mikroskop m=5x atau 12.5x
- pipa pralon 4"
- sambungan 4"-4" = 2x dan 4"-2"=1x
- teleskop finder ( bisa digunakan binokuler yang kecil/diambil satu saja)
- penyangga (tripod) alt-azimuth
.
Yang pertama disebut mikroteleskop karena gabungan antara mikroskop dan
teleskop. Prinsip kerja teleskop ini sebetulnya merupakan prinsip kerja sebuah
mikroskop yang obyeknya berupa image yang dihasilkan oleh obyektif teleskop
(lensa fotokopi). Menggunakan lensa lup (magnifier) yang besar juga bisa tapi
kelemahannya fokusnya terlalu pendek akan terjadi pembiasan karena lensa tunggal
dan biasanya lensa ini tidak mengalami proses coating (pelapisan) untuk
mengurangi efek pembiasan. Sedangkan lensa fotokopi merupakan lensa gabungan
sehingga dapat menghasilkan citra yang lebih tajam dan bagus karena citra dari
obyektif inilah yang akan dilihat/dibesarkan oleh sistem mikroskop tsb,
keuntungan mikroteleskop ini adalah gambar yang dihasilkan tegak/tidak terbalik.
Cara yang kedua, menggunakan langsung obyektif mikroskop sebagai eyepiece
(okuler teleskop) dan lensa fotokopi sebagai obyektifnya. Prinsipnya adalah
teleskop biasa yaitu menghimpitkan fokus antara obyektif dan okuler sehingga
diperoleh kesan bayangan yang dibesarkan. Bayangan yang dihasilkan pada teleskop
ini terbalik dari bendanya seperti lazimnya sebuah teleskop. Sistem fokuser
dapat dibuat yang lebih baik menggunakan sistem ulir/sekrup, namun kalau
kesulitan lobang bagian belakang diberi shok menggunakan gulungan kertas atau
alumunium bubut sehingga bagian eyepiece/okuler dapat dimaju-mundurkan untuk
mendapatkan fokus yang tepat. Bagian eyepice (okuler) juga dapat digunakan
okuler milik binokuler. Kalau sudah oke tinggal taruh di atas penyangga/tripod
dengan dudukan/mounting yang telah kita siapkan.
Untuk finder (pembidik) dapat digunakan bekas binokuler kecil 7x35 yang diambil
satu bagiannya yang memiliki pengatur fokus saya tempatkan di atas teleskop
menggunakan penjepit alumunium, kecuali untuk membidik juga biar teleskop
kelihatan keren. Akhirnya dengan sedikit ketelatenan dan keuletan kita akan bisa
memiliki sebuah teleskop yang tidak kalah dengan buatan pabrik itu dan siap kita
gunakan.
Nah, setelah dicoba ternyata teleskop cukup bagus saat diarahkan ke permukaan
bulan, beberapa kawah terlihat cukup jelas disana. Bahkan saat kamera digital
ikut mengintip melalui eyepicenya hasilnyapun lumayan... Idealnya juga kalau di
indonesia ada yang jual cermin teleskop atau lensa dan eyepiece kita bisa banyak
berkreasi dengan teleskop. Bahkan mungkin bisa diadakan lomba merakit teleskop
antar amatir untuk memajukan astronomi Indonesia.
0 komentar:
Posting Komentar